Hi, Beau!
Pernah ngga sih kalian bersalaman dengan orang yang telapak tangannya berkeringat? Atau bertemu dengan orang yang cenderung berkeringat setiap saat padahal sedang berada di tempat ber AC. Bagaimana impresi kalian terhadap orang tersebut? Risih, atau mungkin heran, "kok bisa sampe keringetan gitu sih..". Hmm, padahal bisa jadi keringat berlebih orang tersebut adalah sebuah kondisi medis lho..
What is Hyperhidrosis?
Iya, kondisi ini biasa disebut dengan istilah Hiperhidrosis. Kondisi dimana seseorang memproduksi keringat dalam jumlah berlebih. Biasanya, keringat berlebih ini terletak pada area telapak tangan, telapak kaki, dan ketiak atau pada bagian tubuh yang memiliki kelenjar keringat.
Ada beberapa jenis hiperhidrosis, yaitu hiperhidrosis emosional yang diakibatkan oleh perasaan cemas, hiperhidrosis lokal yaitu keringat berlebih muncul pada area tertentu saja, dan hiperhidrosis umum.
Penderita hiperhidrosis tidak dapat mengkontrol produksi kelenjar keringat berlebih ini, sehingga mereka dapat mengalami gangguan saat beraktivitas. Misalnya, memegang handphone dengan tangan berkeringat akan sangat tidak nyaman karena pegangan kita akan licin, sensor touch screen akan kurang maksimal dll. Selain itu, hal simpel seperti bersalaman akan membuat penderita hiperhidrosis tidak percaya diri, akibat rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh tangan berkeringat.
Tidak beda jauh dengan penderita hiperhidrosis di bagian ketiak. Karena produksi keringat berlebih, seseorang bisa berganti baju sampai lebih dari 2 kali saat bekerja di kantor. Padahal ruangan kantor sangat dingin, namun ia terus saja berkeringat sampai pakaiannya basah. Ini tentunya sangat melelahkan karena ia akan terlihat tidak rapi dan kemungkinan keringat pada ketiak juga memicu bau badan.
Capek
dong ya kalau mengalami Hiperhidrosis? Pastinya... Saya sendiri
terkadang mengalami tangan berkeringat dan ketiak berkeringat berlebih
disaat saya merasa cemas. Note juga, saya juga memiliki kondisi kulit dermatitis ringan dimana terkadang telapak tangan & ketiak saya menjadi sangat sensitif terhadap bahan kimia tertentu. Terkadang gejalanya menimbulkan kondisi tidak nyaman / keringat pada 2 area tersebut.
Meskipun saya tidak mengalami kondisi hiperhidrosis akut dan munculnya kadang kadang saja, tapi saat gejalanya muncul, percayalah itu sangat tidak nyaman dan merepotkan. Saya nggak kebayang dengan penderita hiperhidrosis yang memang mengalami keringat berlebih setiap saat. Pasti melelahkan sekali.
Meskipun saya tidak mengalami kondisi hiperhidrosis akut dan munculnya kadang kadang saja, tapi saat gejalanya muncul, percayalah itu sangat tidak nyaman dan merepotkan. Saya nggak kebayang dengan penderita hiperhidrosis yang memang mengalami keringat berlebih setiap saat. Pasti melelahkan sekali.
Pekerjaan saya juga menuntut saya untuk sering meeting dengan orang lain, in this case
selesai meeting biasanya business professional mengakhiri pertemuan
dengan bersalaman. Ya nggak mungkin kan menghindari salaman karena nanti
dianggap ngga sopan.
Terkadang perasaan minder menyerang pada saat meeting, karena saya tidak tahu kapan tangan saya akan berkeringat atau saat tangan saya aman-aman saja dan dalam kondisi normal. Oleh karena itu saya sempat lho memikirkan untuk melakukan operasi hiperhidrosis.
Namun biaya operasi hiperhidrosis ini cukup mahal. Terakhir saya cek sih tahun 2019 biayanya sekitar 45 juta rupiah. Hahaha. Sempat mau pasrah aja karena ini kan kondisi yang memang tidak bisa di kontrol. Toh ngga terlalu akut ya. Hanya kadang-kadang saja. Tapi akhirnya saya menemukan Perspirex, dan ini sangat membantu saya!
Terkadang perasaan minder menyerang pada saat meeting, karena saya tidak tahu kapan tangan saya akan berkeringat atau saat tangan saya aman-aman saja dan dalam kondisi normal. Oleh karena itu saya sempat lho memikirkan untuk melakukan operasi hiperhidrosis.
Namun biaya operasi hiperhidrosis ini cukup mahal. Terakhir saya cek sih tahun 2019 biayanya sekitar 45 juta rupiah. Hahaha. Sempat mau pasrah aja karena ini kan kondisi yang memang tidak bisa di kontrol. Toh ngga terlalu akut ya. Hanya kadang-kadang saja. Tapi akhirnya saya menemukan Perspirex, dan ini sangat membantu saya!
Pertama saya menemukan Perspirex lewat seorang teman blogger yang ternyata memiliki kondisi Hiperhidrosis. Dia seorang dokter gigi dan pernah berkonsultasi ke teman nya yang seorang dokter. Kemudian ia disarankan untuk mencoba Perspirex
Perspirex yang saya temukan di pasaran diperuntukkan bagi 2 area. 1 produk khusus untuk area ketiak, dan 1 lagi diperuntukkan bagi area telapak tangan dan kaki. Ok, saya beli keduanya saking penasarannya.
Cara Perspirex bekerja cukup unik. Formulanya berbentuk cairan tanpa warna. Cairan ini semacam menjadi pelapis pada kulit, yang nantinya akan menyumbat pori-pori kulit. Hasilnya, keringat tidak dapat keluar dari permukaan kulit, atau at least mengurangi jalur keluarnya keringat.
Jadi kita aplikasikan perspirex pada permukaan kulit kering, kemudian tunggu sampai benar-benar meresap sekitar 2 - 5 menit. Gunakan pada saat malam hari mendekati waktu tidur karena pada saat itu kelenjar keringat kita bekerja minimum. Keesokan harinya, ketiak dan telapak tangan & kaki yang kita oleskan Perspirex akan mengeluarkan lebih sedikit keringat.
"Beneran ngaruh ya ini?", itu kira-kira pertanyaan saya dalam hati. Sampai akhirnya saya mencoba kira-kira seminggu dan benar aja, keringat jadi berkurang! Pada tahap awal saya menggunakan Perspirex rutin setiap malam selama 2 minggu. Kemudian saya kurangi jadi beberapa hari sekali. OMG it works!
Nah satu yang saya suka, setelah kira-kira sebulan pemakaian, frekuensi nya bisa saya kurangi karena sepertinya kelenjar keringat saya sudah 'belajar' untuk tidak memproduksi keringat berlebih lagi. Sekarang saya telah menggunakan Perspirex selama kurang lebih 5 bulan dan hanya menggunakan perspirex selama 1 minggu sekali, terkadang 2-3 minggu sekali.
Ternyata kekhawatiran awal saya tidak terbukti ya. Menurut informasi yang saya dapatkan dari website perspirex, setelah beberapa hari cairan Perspirex yang menutup pori-pori kita akan mengelupas dengan sendirinya bersamaan dengan sel kulit mati kita. Kamu bahkan bisa menonton video penjelasannya di youtube.
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, cairan Perspirex yang sudah mengering akan mengelupas layaknya kulit mati sehingga di bagian area yang menggunakan Perspirex akan ada sedikit kulit mengelupas. Not a problem at all menurut saya. Hanya saja, kita harus rajin exfoliate kulit di area ketiak karena kulit di daerah tersebut menurut saya gampang menghitam jika ada penumpukan kulit mati. So, you gotta take care of your skin in that area more often. Caranya, kamu bisa scrub lembut atau bersihkan area tersebut menggunakan toner yang mengandung bahan exfoliasi seperti (aha/bha).
Perspirex yang saya temukan di pasaran diperuntukkan bagi 2 area. 1 produk khusus untuk area ketiak, dan 1 lagi diperuntukkan bagi area telapak tangan dan kaki. Ok, saya beli keduanya saking penasarannya.
![]() |
Perspirex Roll on & Hand and Foot Lotion |
Cara Perspirex bekerja cukup unik. Formulanya berbentuk cairan tanpa warna. Cairan ini semacam menjadi pelapis pada kulit, yang nantinya akan menyumbat pori-pori kulit. Hasilnya, keringat tidak dapat keluar dari permukaan kulit, atau at least mengurangi jalur keluarnya keringat.
Jadi kita aplikasikan perspirex pada permukaan kulit kering, kemudian tunggu sampai benar-benar meresap sekitar 2 - 5 menit. Gunakan pada saat malam hari mendekati waktu tidur karena pada saat itu kelenjar keringat kita bekerja minimum. Keesokan harinya, ketiak dan telapak tangan & kaki yang kita oleskan Perspirex akan mengeluarkan lebih sedikit keringat.
Does it Work?
"Beneran ngaruh ya ini?", itu kira-kira pertanyaan saya dalam hati. Sampai akhirnya saya mencoba kira-kira seminggu dan benar aja, keringat jadi berkurang! Pada tahap awal saya menggunakan Perspirex rutin setiap malam selama 2 minggu. Kemudian saya kurangi jadi beberapa hari sekali. OMG it works!
Nah satu yang saya suka, setelah kira-kira sebulan pemakaian, frekuensi nya bisa saya kurangi karena sepertinya kelenjar keringat saya sudah 'belajar' untuk tidak memproduksi keringat berlebih lagi. Sekarang saya telah menggunakan Perspirex selama kurang lebih 5 bulan dan hanya menggunakan perspirex selama 1 minggu sekali, terkadang 2-3 minggu sekali.
Is it Safe?
Ternyata kekhawatiran awal saya tidak terbukti ya. Menurut informasi yang saya dapatkan dari website perspirex, setelah beberapa hari cairan Perspirex yang menutup pori-pori kita akan mengelupas dengan sendirinya bersamaan dengan sel kulit mati kita. Kamu bahkan bisa menonton video penjelasannya di youtube.
The Pros
Setelah menggunakan Perspirex selama beberapa bulan, produk ini benar-benar mengurangi keringat baik di ketiak dan di telapak tangan & kaki. Selama penggunaan, saya merasakan progress berkurangnya keringat pada dua area tersebut. Pada penggunaan awal keringat masih akan keluar namun seiring penggunaan intensitas keringat akan berkurang, kemudian lama kelamaan ketiak akan completely dry sepanjang hari. Ada kalanya masih ada sedikit kelembapan di sana, which is normal ya. Ketika produksi keringat sudah cukup terkontrol, kamu bisa kurangi penggunaannya.
Oya, Kamu bahkan ngga perlu pakai deodoran lagi. Namun, just to be safe kalau ada yang merasa ngga nyaman tanpa deodoran boleh juga memakai deodoran saat siang hari.
Oya, Kamu bahkan ngga perlu pakai deodoran lagi. Namun, just to be safe kalau ada yang merasa ngga nyaman tanpa deodoran boleh juga memakai deodoran saat siang hari.
The Cons
Last Bite
Personally, produk ini sangat membantu mengurangi masalah yang timbul karena produksi keringat berlebih yang diakibatkan oleh Hyperhidrosis. It's a life saver untuk orang yang mengalami kondisi medis ini. Saran saya, jangan lupa pelajari cara pemakaian yang benar dan tanyakan kepada dokter anda jika ada. Oiya, kamu bisa cari produk ini di marketplace dan pastikan beli dari toko yang kredibel. Range harga sekitar 200-400rb. Semoga bermanfaat ya :)
XOXO
0 comments:
Post a comment